Wednesday, August 15, 2012

Ribuan Banser Indonesia mulai masuk Tulungagung


News Tulungagung - Tulungagung Ratusan perwakilan Banser NU yang dari berbagai daerah di Indonesia akan mulai memasuki Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur untuk memberikan solidaritas dukungan yang terhadap dua anggotanya yang menjadi korban penyerangan massa perguruan silat Setia Hati Teratai (PSHT), Minggu (27/5).

Menurut keterangan dari Ketua DPW Banser NU Jatim, Imam Ahmad Kusnin, pada Selasa malam, kedatangan massa organisasy para militer yang berada di bawah naungan bendera NU tersebut berlangsung sporadis sejak Minggu (27/5) malam hingga berita ini akan ditulis.

"Seluruh pasukan kader Banser di Indonesia sekarang ini siap siaga. Tidak hanya yang berasal dari Jawa timur maupun Madura, tetapi yang ada di Jawa Tengah, Jawa Barat, Jakarta, bahkan dari luar Jawa sekarang siap untuk berangkat (ke Tulungagung)," ujarnya usai menggelar pertemuan dengan sejumlah pengurus PBNU, GP Ansor Jawa timur, serta beberapa tokoh Banser NU lintas daerah di Kafe Halte yang berada di dalam kompleks Pondok Pesantren PETA, Tulungagung.

Kusnin, sebagaimana ia juga tokoh NU maupun GP Ansor Jawa timur lainnya, tidak bersedia menyebut jumlah tetapi pasti massa nahdliyin dari luar daerah yang telah memasuki Kota Marmer.

Tetapi ia hanya mengatakan bahwa belasan ribu massa Banser NU yang ada di 38 kabupaten/kota se-Jawa timur maupun jaringan mereka yang ada di luar Jawa timur saat ini telah siap dikerahkan menuju Tulungagung.

Pernyataan dua tokoh muda Banser NU tersebut bukanlah isapan jempol belaka. Pantauan koresponden, ratusan anggota ormas yang memiliki sudah seragam khas bercorak doreng mirip tentara dan berwarna dasar hijau tersebut terlihat berjaga jaga  di sejumlah titik lokasi.

Mereka rela untuk menginap di kantor cabang NU Tulungagung maupun sejumlah fasilitas milik warga nahdliyin lain hanya demi untuk menunggu perintah/komando pimpinan mereka maupun instruksi alim-ulama NU setempat.

"Kalau polisi tidak segera menindak lanjuti apa yang akan menjadi tuntutan warga Banser NU, maupun untuk lembaga NU yang secara keseluruhan, maka janganlah salahkan kami jika massa kami bergerak dan melakukan tindakan yang di luar kendali," ujar Wakil Ketua PB Sebumi (Seni Budaya Muslimin Indonesia), Agus Sunyoto.

Pihak Banser NU maupun GP Ansor dan PBNU sendiri sampai saat ini yang mengisyaratkan ketidakpuasan mereka terhadap langkah untuk penindakan maupun penanganan kasus yang dilakukan pihak kepolisian.
Lebih dari seribu massa malam itu sempat berkumpul di rumah Gus Hadi, salah satu seseorang tokoh NU yang cukup berpengaruh di daerah tersebut yang untuk meminta restu melakukan penyisiran ("sweeping") atas anggota perguruan silat PSHT yang berada di Kabupaten Tulungagung sebagai aksi balas dendam.

Namun, pada siang harinya (Selasa siang), ketegangan kembali meningkat dan seiring meningkatnya ketidak yakinan mereka yang terhadap komitmen polisi dalam melakukan penindakan dan penyelidikan atas insiden perusakan atribut lembaga NU serta penganiayaan terhadap dua kader muda Banser NU pada hari Minggu (27/5) oleh ratusan anggota PSHT.


0 komentar:

Post a Comment